Beberapa
komponen yang terkait dengan pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut.
a. Kurikulum Pendidikan untuk Anak Usia Dini
Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang
utuh seuai kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa. Anak dapat dipandang
sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia. Ia belum mengetahui tatakrama,
sopan-santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia. Ia juga
sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami orang lain.
Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya.
Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat. Interaksi
anak dengan benda dan dengan orang lain diperlukan untuk belajar agar anak
mampu mengembangkan kepribadian, watak, dan akhlak yang mulia. Usia dini
merupakan saat yang amat berharga untuk menenamkan nilai-nilai nasionalisme,
kebangsaan, agama, etika, moral, dan sosial yang berguna untuk kehidupannya dan
strategis bagi pengembangan suatu bangsa.
b. Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
Pembelajaran
bersifat holistik dan terpadu. Pembelajaran mengembangkan semua aspek
perkembangan, meliputi
(1)
moral dan nilai-nilai agama,
(2)
sosial- emosional,
(3)
kognitif (intelektual),
(4)
bahasa,
(5)
Fisik-motorik,
(6)
Seni.
Pembelajaran
bersifat terpadu yaitu tidak mengajarkan bidang studi secara terpisah. Satu
kegiatan dapat menjadi wahana belajar berbagai hal bagi anak. Bermain sambil
belajar, dimana esensi bermain menjiwai setiap kegiatan pembelajaran amat
penting bagi anak usia dini. Esensi bermain meliputi perasaan senang, demokratis, aktif,
tidak terpaksa, dan merdeka menjadi jiwa setiap kegiatan. Pembelajaran
hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik
untuk ikut serta, dan tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur-unsur edukatif
dalam kegiatan bermain tersebut, sehingga anak secara tidak sadar telah belajar
berbagai hal.
Materi
pembelajaran dari Pendidikan Anak Usia Dini juga amat variatif. Ada pendapat yang menyatakan bahwa pada tahap pendidikan ini hanya mengembangkan logika berpikir, berperilaku, dan berkreasi. Adapula yang
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini ini juga mempersiapkan anak untuk siap belajar (ready to learn); yaitu siap belajar
berhitung, membaca, menulis. Ada pula yang menyatakan bahwa materi pembelajaran
bebas, yang penting pada anak usia dini ini adalah untuk mengembangkan aspek moral-agama, emosional, sosial,
fisik-motorik, kemampuan berbahasa, seni, dan intelektual. Pendidikan Anak Usia Dini membimbing anak
yang premoral agar berkembang ke arah
moral realism dan moral relativism.
Pembelajaran
membimbing anak dari yang bersifat egosentris-individual, ke arah prososial,
dan sosial-komunal. Pembelajaran juga melatih anak menganal jati dirinya (self identity), menghargai dirinya (self esteem), dan kemampuan akan dirinya
(self efficacy). Banyak pertanyaan
dari guru dan orangtua tentang bolehkan mengajarkan anak berhitung, membaca,
dan menulis. Bukannya tidak boleh mengajarkan semua itu, tetapi yang penting
ialah anak sudah siap dan guru menggunakan cara-cara yang sesuai untuk belajar
anak.
c. Asesmen Otentik
Untuk
mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar anak usia dini digunakan Asesmen
Otentik. Melalui pemantauan secara terus menerus, dalam berbagai konteks, dan
berdasarkan apa yang dapat dikerjakan dan dihasilkan anak, guru dan orangtua
dapat memberi bantuan belajar yang pas sehingga anak dapat belajar secara optimal.
Oleh karena itu asesmen otentik dilakukan secara terus menerus bersamaan dengan
kegiatan pembelajaran.
Hasil
karya anak, hasil pengamatan guru, dan informasi dari orangtua diperlukan untuk
memotret perkembangan belajar anak. Berbagai teknik dan instrumen asesmen,
seperti catatan anekdot (anecdotal record),
catatan narative (narrative record),
catatan cepat (running record),
sample kegiatan (event sampling), dan
dengan portofolio digunakan untuk memantau perkembangan anak.
d. Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan
teknologi untuk optimalisasi pembelajaran anak di era global juga disertakan
untuk membekali para calon guru bagaimana menggunakan teknologi canggih untuk
membelajarkan anak. Salah satu ciri
masyarakat modern ialah melek teknologi. Untuk itu sejak anak-anak mereka perlu
diperkenalkan dengan produk teknologi agar dapat beradaptasi secara aman dan
ketertarikan untuk mengembangkannya kelas. TV, Video, Radio, Kalkulator,
Kulkas, Kompor gas, Kamera, Dispenser, Mobil, Motor, dan Komputer merupakan
barang keseharian yang dijumpai anak. Untuk mengenalkan teknologi kepada anak,
sekolah perlu bekerjasama dengan orangtua dan masyarakat di sekitar sekolah.
Pengenalan
teknologi diharapkan akan memberi wawasan dan juga menarik anak untuk
mengembangkan cita-cita (learning to be)
untuk menjadi ahli dalam teknologi atau ahli dalam bidang tertentu. Sesuai
dengan bakat dan minatnya kelak anak ada yang menjadi ahli pertanian, ahli
komputer, ahli radio, ahli motor bakar, dan sebagainya. Produk teknologi, di
samping segi positifnya, juga memiliki segi negatif bila tidak digunakan dengan
benar. Banyak acara TV, program tayangan dalam bentuk VCD, DVD program dan
internat yang tidak baik untuk anak usia dini. Untuk itu guru dan orangtua
perlu memahami
bagaimana
cara menggunakan produk teknologi dengan benar agar tidak memberi efek negatif
pada anak.
e. Kerjasama Sekolah-Masyarakat
Institusi
dan Guru tidak bisa bekerja sendiri, tetapi harus menjalin kerjasama yang
baik dengan berbagai elemen, baik dengan kelompok profesional yang menitikberatkan pada Pendidikan Usia Dini, dengan
orangtua anak, dengan dokter atau Puskesmas, Posyandu, dan dengan masyarakat.
Sekolah amat terbatas dalam memberikan layanan pendidikan kepada anak. Peranan
orangtua dan masyarakat di sekitar sekolah maupun secara luas amat diperlukan.
Untuk itu kerjasama antar guru di dalam satu sekolah, dalam profesi, dan
kerjasama dengan orangtua dan masyarakat sangat diperlukan.
Berbagai
fasilitas yang ada di masyarakat, seperti kebun, perikanan, pertanian, bengkel,
perpustakaan, bank, stasiun kereta api, dan instansi lainnya sangat penting
untuk PAUD. PAUD sebaiknya memberi kaya pengalaman belajar pada anak dengan
multikonteks seperti tersebut. Trilogi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara
menyatakan bahwa pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu kerjasama yang baik ketiga unsur
tersebut dalam PAUD sangat diperlukan
f. Model-model
Kurikulum PAUD
Pendidikan
anak usia dini (early childhood education)
merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang secara khusus memperhatikan,
menelaah dan mengembangkan berbagai interaksi edukatif antara anak usia dini
dengan pendidik untuk mencapai tumbuh kembang potensi anak secara optimal.
Studi literatur menunjukkan bahwa ilmu pendidikan anak usia dini menyajikan
berbagai kajian akademik tentang berbagai model isi dan proses pendidikan yang
dapat diberikan dan dikembangkan pada anak usia dini. Uraian pada bab 3 telah
memberikan beberapa model yang dapat diterapkan dan dikembangkan oleh para
akademisi dan praktisi pendidikan anak usia dini pada berbagai seting
kelembagaan.
Sebagai
rumpum keilmuan, pendidikan anak usia dini memiliki kerangka ontologis,
epistimologis dan aksiologis yang merupakan dasar suatu ilmu. Kerangka
ontologis pendidikan anak usia dini mencakup berbagai interaksi edukatif pada
wilayah situasi pendidikan (keluarga, masyarakat dan sekolah). Kajian ontologis
ini memberikan keluasan wilayah terapan dan pengembangan ilmu pendidikan anak
usia dini sehingga akan memiliki nilai guna (aksiologis) yang luas untuk
berbagai kepentingan dan tujuan.
Pendidikan
anak usia dini secara akademik dan praksis dapat dipelajari, ditelah dan
diterapkan serta dikembangkan dalam seting keluarga. Interaksi edukatif antara
anak usia dini dengan orang dewasa dalam keluarga merupakan salah satu bentuk
kajian khusus yang memberikan gambaran tentang isi dan proses pendidikan yang
dapat diterapkan dan dikembangkan dalam seting keluarga. Nilai aksiologis dari
gambaran isi dan proses pendidikan anak usia dini dalam keluarga dapat
dijadikan panduan dan perbandingan bagi orang tua maupun calon orang tua untuk
membimbing dan membina tumbuh kembang anak secara optimal dalam lingkungan
keluarga.
Ilmu
pendidikan anak usia dini juga memberikan gambaran akademis dan praksis tentang
isi dan proses pendidikan yang terjadi antara anak usia dini dengan lingkungan
masyarakat. Pada lingkungan masyarakat ini sudah mulai muncul berbagai lembaga
pendidikan non formal yang memberikan perhatian khusus pada pengembangan anak
usia dini, seperti Bina Keluarga Balita, Posyandu, Taman Bermain, Sanggar
Kreatvitas anak dan Taman Pengasuhan Anak.
Lembaga
semi formal ini sudah tentu perlu dan harus mempelajari dan menerapkan berbagai isi dan
proses pendidikan pada anak usia dini dengan benar sesuai dengan rujukan
akademis yang secara khusus mempelajari hal tersebut.
Disamping
itu, rumpun ilmu pendidikan anak usia dini juga memberikan gambaran akademis
dan praksis tentang isi dan proses pendidikan dalam seting persekolahan.
Paradigma sekolah pada anak usia ini telah dipelajari, diteliti dan
dikembangkan oleh para ahli dengan menggunakan kerangka filosofis, model dan
pendekatan yang beraneka ragam. Keragaman ini memberikan pilihan model untuk
diterapkan dan dikembangkan oleh para akademisi dan praktisi pendidikan anak
usia dini yang bekerja pada seting sekolah seperti Taman Kanak-kanak dan
Sekolah Dasar Kelas awal (primary grade).