Menurut Baron-Cohen 1993, Autisme adalah suatu kondisi seseorang
sejak lahir ataupun saat masa balita yang membuat dirinya tidak dapat
bersosialisasi dengan orang lain ataupun berkomunikasi secara normal, yang
mengakibatkan bahwa anak tersebut akan terisolasi dan masuk dalam dunia
repetitive (yang di dalamnya terjadi kegiatan yang berulang-ulang serta
terjadinya aktivitas dan minat yang obsesif)
Autisme secara luas dianggap sebagai yang paling parah dari kondisi
kejiwaan anak (Rutter, 1983; Frith, 1989; Baron-Cohen, 1995). Hal ini
didiagnosis berdasarkan perkembangan sosial yang abnormal, pengembangan
komunikatif yang abnormal, dan adanya sempit, kepentingan terbatas, dan
aktivitas berulang, bersama dengan kemampuan imajinatif terbatas (DSM-IV,
1994).
Anak-anak tersebut gagal untuk menjadi sosial, bukan yang tersisa di
pinggiran dari setiap kelompok sosial, dan menjadi tenggelam dalam kepentingan
dan kegiatan yang berulang, seperti mengumpulkan benda-benda yang tidak biasa
atau fakta. Ini adalah tragedi bagi keluarga mereka yang bekerja tanpa lelah
untuk mencoba terlibat dan bersosialisasi dengan anak
mereka, sebagian besar dengan hasil yang sangat terbatas.
Di beberapa postingan yang saya tulis, akan ada rangkuman temuan psikologis dari penelitian terhadap autisme. Sebuah tinjauan singkat tentang bukti genetik muncul berikutnya, sebagai jembatan ke bagian berikutnya, di mana gagasan baru diperkenalkan: "otak laki-laki". Bukti untuk biologis berbasis perbedaan jenis kelamin psikologis disajikan, dan "otak laki-laki" didefinisikan. Akhirnya, teori baru (Baron-Cohen dan Hammer, 1996a) bahwa autisme adalah bentuk ekstrim dari otak laki-laki. Teori ini membuat sejumlah prediksi mungkin, dan bukti yang relevan saat ini prediksi disajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar