Santangelo dan Folstein (buku ini, bab 17) memberikan ulasan yang
menyeluruh dari genetika autisme, dimana pembaca yang tertarik disebut. Namun,
sebagai jembatan antara bukti psikologis diulas di atas, dan model baru dari
autisme dibahas kemudian dalam bab ini, bukti kunci untuk faktor genetik pada
autisme secara singkat dirangkum di sini.
Autisme (dan Asperger Sindrom) tampaknya sangat diwariskan. Berikut adalah
bukti heritabilitas. Pertama, studi keluarga telah menunjukkan bahwa keluarga
derajat pertama dari orang dengan autisme memiliki meningkatkan risiko autisme,
dibandingkan dengan tingkat populasi dasar (Folstein dan Rutter, 1988). Sebagai
contoh, sementara perkiraan autisme dalam kisaran populasi umum dari 1 di 2500,
menjadi 1 dalam 1000 (Wing dan Gould, 1979), risiko tingkat saudara dalam
keluarga dengan anak autis adalah 3%. Hal ini karena secara signifikan lebih
tinggi daripada tingkat dasar penduduk. Data keluarga seperti itu bisa
menyiratkan penyebab lingkungan atau keturunan. Namun, studi kembar yang
melibatkan etiologi genetik yang lebih persuasif. Tingkat kesesuaian untuk autisme
antara monozigot (MZ) kembar setinggi 60% sementara tingkat konkordansi antara
dizigotik (DZ) kembar tidak lebih tinggi dari tingkat risiko 23the sib
(Folstein dan Rutter, 1988; Bolton dan Rutter, 1990). Steffenberg dkk
(Steffenberg et al, 1989) menemukan perbedaan yang lebih kuat antara MZ dan
konkordansi DZ tarif (91% vs 0%). Sementara studi kembar tersebut tidak kedap
air bukti faktor keturunan, mereka sangat sugestif itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar