Jumat, 28 Oktober 2011

Diagnosa Awal Autisme

Pada pandangan pertama, beberapa orang dengan autisme mungkin tampaknya memiliki cacat intelektual, gangguan integrasi sensorik, atau masalah dengan pendengaran atau pengelihatan. Keadaan ini diperparah apabila memiliki autisme juga.

Namun penting untuk membedakan autisme dari kondisi lain, karena diagnosis yang akurat dan diagnosis dini dapat memeberikan dasar untuk membangun program pendidikan dan pengobatan yang tepat dan efektif. Ada juga kondisi medis lain atau sindrom yang dapat hadir gejala yang membingungkan mirip dengan autisme, yang dikenal sebagai diagnosis diferensial.

Anak dengan autisme ini bisa diperhatikan dalam kondisi tertentu:
-IQ Rendah

Penelitian membuktikan bahwa penerapan tes IQ tersebut tidak disarankan, seperti membandingkan anak dengan kemampuan berbahasa yang baik dan kemampuan bahasa yang kurang, dan dalam beberapa kasus memperkirakan tingkat kecerdasan anak tanpa bukti yang objektif. Justru tes yang tidak  memerlukan keterampilan berbahasa, dapat menawarkan informasi yang akurat tentang seseorang.

- Kejang

Beberapa pada anak dengan autis ketika mengalami pubertas, mereka mengalami kejang sebagai perubahan hormon. Diduga kejang tersebut harus diperiksa melalui EEG dan di obati dengan obat anti  konvulsan

- Sembelit/konstipasi kronis atau diare

70-80% anak dengan autis memiliki masalah gastrointenstinal. Dan yang paling umum adalah diare. Sembelit yang tidak sulit.

- Masalah tidur

Jika malam terbangun karena masalah pencernaan, makanan/alergi lingkungan/intoleransi, kejang atau efek obat. Penyebab lain adalah: Sleep Apnea (berhenti bernafas saat tidur, nafas tersumbat), mimpi sangat buruk dan arousals confusional. Anak-anak dengan kesulitan pmrosesan sensori mungkin lebih banyak memiliki masalah jatuh tertidur dan peningkatan bangun malam.

- Pica

Sekitar 30% anak autis bisa memiliki kecenderungan untuk pica parah. Pica mengacu memakan barang-barang non makanan seperti cat, pasir, kototran, kertas, dll. Pica berbahaya karena menelan zat-zat yang tidak termakan dapat menyebabkan tersedak, masalah pencernaan, infeksi parasit dan penyakit.

- Massa Otot lemah

Sekitar 30% anak autis mempunya kecenderungan untuk kehilangan berat otot, yang dapat membatasi kemampuan motorik kasar dan halusnya.

- Gangguan Integritas Sensori

Banyak anak dengan autisme yang memiliki tingkat kepekaan yang luar biasa dengan suara, pemandangan, sentuhan, dan bau. Suara bernada tinggi juga bisa menyakitkan bagi anak-anak dengan autisme ini.

- Alergi

Banyak anak dengan autis menderita kekurangan sistem tubuh atau disregulasi kekebalan tubuh. Dalam populasi spektrum autisme, ada kelompok yang mengalami ruam, alergi, sensitivitas, pencernaan, telinga, dan infeksi lain sebagai hasilnya. Kekurangan dan kekebalan tubuh atau disregulasi kekebalan tubuh memebuat orang dengan autisme lebih rentan terhadap infeksi, peradangan kronis dan autoimune dalam sistem tubuh. Hal ini paling sering terjadi di otak dan saluran pencernaan.

- Rasa Nyeri

Ada anak dengan autis yang mempunyai rasa ketidakpekaan terhadap nyeri, ada yang mempunyai rasa peka terhadap nyeri. Ada intervensi lain yang merangsang untuk membantu menormalkan indera, seperti terapi integrasi sensorik.

- Penurunan Pendengaran dan Visual

Anak-anak dengan diagnosis autisme ganda, gangguan sensorik yang didapat berbeda. Hal ini didapat dari gangguan sesnsorik yang berbeda pada waktu bersamaan. Ditentukan oleh gangguan yang diidentifikasi pertama.

Anak yang lahir sulit mendengar/tuli dan tunanetra biasanya diidentifikasi lebih awal dan menerima intervensi untuk mendukung komunikasi mereka dan interaksi dengan keluarga mereka. Kadang-kadang anak-anak memiliki pendengaran yang progresif dan gangguan visual atau kehilangan traumatis input sensorik. Dalam kasus ini, masalah hanya dilihat sebagai reaksi terhadap kebutaan atau ketulian. 

Dalam kasus lain, perilaku atipikal anak dilihat sebagai bagian dari autisme mereka dan bukan sebagai kompensasi atau adaptasi peningkatan kehilangan sensoriknya. Hal ini dapat menyulitkan diagnosa ganda yang terjadi antara 2-8 tahun.

Sekitar 30% anak yang menerima pendidikan yang berkaitan dengan ketulian atau gangguan pengelihatan bisa diidentifikasikan memiliki autisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar