Pada pandangan pertama, beberapa
orang dengan autisme mungkin tampaknya memiliki cacat intelektual, gangguan
integrasi sensorik, atau masalah dengan pendengaran atau pengelihatan. Keadaan
ini diperparah apabila memiliki autisme juga.
Namun penting untuk membedakan
autisme dari kondisi lain, karena diagnosis yang akurat dan diagnosis dini
dapat memeberikan dasar untuk membangun program pendidikan dan pengobatan yang
tepat dan efektif. Ada juga kondisi medis lain atau sindrom yang dapat hadir
gejala yang membingungkan mirip dengan autisme, yang dikenal sebagai diagnosis
diferensial.
Anak dengan autisme ini bisa
diperhatikan dalam kondisi tertentu:
-IQ Rendah
Penelitian membuktikan bahwa
penerapan tes IQ tersebut tidak disarankan, seperti membandingkan anak dengan
kemampuan berbahasa yang baik dan kemampuan bahasa yang kurang, dan dalam
beberapa kasus memperkirakan tingkat kecerdasan anak tanpa bukti yang objektif.
Justru tes yang tidak memerlukan keterampilan berbahasa, dapat menawarkan
informasi yang akurat tentang seseorang.
- Kejang
Beberapa pada anak dengan autis
ketika mengalami pubertas, mereka mengalami kejang sebagai perubahan hormon.
Diduga kejang tersebut harus diperiksa melalui EEG dan di obati dengan obat
anti konvulsan
- Sembelit/konstipasi kronis atau
diare
70-80% anak dengan autis memiliki
masalah gastrointenstinal. Dan yang paling umum adalah diare. Sembelit yang
tidak sulit.
- Masalah tidur
Jika malam terbangun karena masalah
pencernaan, makanan/alergi lingkungan/intoleransi, kejang atau efek obat.
Penyebab lain adalah: Sleep Apnea (berhenti bernafas saat tidur, nafas
tersumbat), mimpi sangat buruk dan arousals confusional. Anak-anak dengan
kesulitan pmrosesan sensori mungkin lebih banyak memiliki masalah jatuh
tertidur dan peningkatan bangun malam.
- Pica
Sekitar 30% anak autis bisa memiliki
kecenderungan untuk pica parah. Pica mengacu memakan barang-barang non makanan
seperti cat, pasir, kototran, kertas, dll. Pica berbahaya karena menelan
zat-zat yang tidak termakan dapat menyebabkan tersedak, masalah pencernaan,
infeksi parasit dan penyakit.
- Massa Otot lemah
Sekitar 30% anak autis mempunya
kecenderungan untuk kehilangan berat otot, yang dapat membatasi kemampuan
motorik kasar dan halusnya.
- Gangguan Integritas Sensori
Banyak anak dengan autisme yang
memiliki tingkat kepekaan yang luar biasa dengan suara, pemandangan, sentuhan,
dan bau. Suara bernada tinggi juga bisa menyakitkan bagi anak-anak dengan
autisme ini.
- Alergi
Banyak anak dengan autis menderita kekurangan
sistem tubuh atau disregulasi kekebalan tubuh. Dalam populasi spektrum autisme,
ada kelompok yang mengalami ruam, alergi, sensitivitas, pencernaan, telinga,
dan infeksi lain sebagai hasilnya. Kekurangan dan kekebalan tubuh atau
disregulasi kekebalan tubuh memebuat orang dengan autisme lebih rentan terhadap
infeksi, peradangan kronis dan autoimune dalam sistem tubuh. Hal ini paling
sering terjadi di otak dan saluran pencernaan.
- Rasa Nyeri
Ada anak dengan autis yang mempunyai
rasa ketidakpekaan terhadap nyeri, ada yang mempunyai rasa peka terhadap nyeri.
Ada intervensi lain yang merangsang untuk membantu menormalkan indera, seperti
terapi integrasi sensorik.
- Penurunan Pendengaran dan Visual
Anak-anak dengan diagnosis autisme
ganda, gangguan sensorik yang didapat berbeda. Hal ini didapat dari gangguan
sesnsorik yang berbeda pada waktu bersamaan. Ditentukan oleh gangguan yang
diidentifikasi pertama.
Anak yang lahir sulit mendengar/tuli
dan tunanetra biasanya diidentifikasi lebih awal dan menerima intervensi untuk
mendukung komunikasi mereka dan interaksi dengan keluarga mereka. Kadang-kadang
anak-anak memiliki pendengaran yang progresif dan gangguan visual atau
kehilangan traumatis input sensorik. Dalam kasus ini, masalah hanya dilihat sebagai
reaksi terhadap kebutaan atau ketulian.
Dalam kasus lain, perilaku atipikal
anak dilihat sebagai bagian dari autisme mereka dan bukan sebagai kompensasi
atau adaptasi peningkatan kehilangan sensoriknya. Hal ini dapat menyulitkan
diagnosa ganda yang terjadi antara 2-8 tahun.
Sekitar 30% anak yang menerima pendidikan yang berkaitan
dengan ketulian atau gangguan pengelihatan bisa diidentifikasikan memiliki
autisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar