Senin, 05 September 2011

"Aku Bisa karena Ibu" @PasarNova















Minggu pagi di awal bulan Juli ini merupakan hari yang sepertinya tidak terlupakan olehku dan teman-teman Indonesia Bercerita Jakarta.

Ada apa sih? Jika dillihat dari foto yang ada sepertinya terlihat sangat heboh ya? Hihihiii..memang sih.. Karena hari ini adalah kali pertama, kami tampil sebagai tim untuk bercerita. Dengan memakai kostum yang sesuai dengan cerita dan juga berhadapan dengan seratus lebih siswa siswi Sekolah Dasar..waahh, bisa dibayangkan bukan bagaimana kami sangat antusias dengan acara ini?

Jakarta, Minggu pagi , 3 Juli 2011..
Di suatu tempat di selatan Jakarta yang pada hari itu sebuah tabloid wanita mingguan mengadakan suatu acara yang bertempat di Parkir Tenggara Gelora Bung Karno, Pintu Satu Senayan, kami berdelapan (kak @devieriana , @epiepie , @rikadian , @denald , @inandatiaka , mas @d4uzwax dan aku) , diminta untuk siap-siap di belakang panggung ketika 30 menit sebelum acara. 

Oh iya, sebelumnya berkenalan dengan tokoh utama cerita ini ya. Tokoh utamanya mas Dauz sebagai Libi, kak Denald sebagai ibu ,mba Devi sebagai Takita, dan kak Nobo sebagai operator efek suara,sebagai teman Libi adalah kak Evie, kak Nanda, kak Rika dan aku. Kami akan menampilkan sebuah cerita yang ditulis oleh kak @rudicahyo yang sesuai dengan tema, berjudul : "Libi Sayang Ibu"

Dan ketika semua sudah berkumpul, hanya tinggal aku yang belum terlihat. Karena masih di dalam bus pada saat itu. Dan sempat terjadi kekhawatiran karena aku belum juga sampai tempat lokasi. Dan waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 wib, dan aku belum juga sampai. (Padahal, aku sudah di lokasi sejak pukul 08.00 wib, tapi memang di bus sih.. Merias wajah para penari (murid SD tempat aku mengajar). Dan ketika waktu sudah menunjukkan pukul 10.15 wib, baru aku bergegas menuju ke lokasi.

Setibanya di lokasi, yaitu di 'mobil nova', ternyata teman-temanku sedang mempersiapkan diri di ruang ganti dan sudah memakai kostum. Waaah, aku ketinggalan...segera aku memakai kostum dan ternyata ada penundaan waktu untuk pertunjukkan kami. Dan lebih gawatnya lagi, ternyata penampilan  bercerita kita berbenturan waktunya dengan lomba tari ekstrakulikuler yang diadakan pada saat yang bersamaan. Dan juga berbeda tempat. --"

Tetiba aku menjadi pusing sendiri dan bingung. Ditambah lagi, lagu tarian yang aku berikan itu bermasalah. Aduh, ingin rasanya membelah diri, mengkloningkan diri, atau apa pun itu namanya. Yang penting aku bisa berada di dua tempat sekaligus, tapiiii..tidak mungkiiinn..

Akhirnya, aku berlari terbirit-birit ke arah panggung utama yang berjarak sekitar 8m-an dari mobil nova. Dan juga sempat menyaksikan mereka untuk berlomba untuk pertama kalinya di depan umum. (usia 7-8 tahun, kelas 1 dan 2 SD)
Nah, karena terpesona akan gerakan lincah mereka, disertai rasa bangga karena dengan latihan yang singkat mereka bisa tampil untuk pertama kalinya di depan umum,sehingga aku lupa akan peran aku sebagai teman Libi. Dan saat itu juga, bersamaan dengan berakhirnya tarian Cik Cik Periok, aku melesat kembali ke lokasi mobil nova yang ternyata, penampilan kami sudah berakhir.  :( 

Memang seperti simalakama tampaknya hari itu, tetapi, karena peran aku di cerita itu juga tidak terlalu penting (menurut aku loh..) sehingga aku berpikir bahwa aku bisa berpindah tempat saat itu, bercerita dan juga mendampingi anak-anak menari. Tetapi ternyata cukup sulit, apalagi dengan jeda waktu yang tidak terlalu lama. 

Yah, mungkin hal ini bisa sebagai pengalaman buat diri aku pribadi untuk bisa lebih mengatur waktu dan bisa menentukan skala prioritas. (tetapi, keduanya ini sangat penting loh! huhuhuu..)

Hehehee, tapi kejadian di hari ini tidak akan pernah kusesali. Ternyata, dua tim menari yang terdiri dari siswa kelas 1 dan 2 SD tersebut berhasil memperoleh uang dengan total tujuh ratus lima puluh ribu rupiah, yaitu meraih juara harapan 1 (kelas 2) dan harapan 3 (kelas 1)

Kejadian hari ini tidak akan pernah kusesali. Karena, jika menyesal, berarti tidak ikhlas menjalani skenario Tuhan yang telah tertulis. Jika tidak ada hal seperti ini, maka aku tidak akan pernah tahu bagaimana untuk mengatur rencana kehidupan selanjutnya. Manusia belajar dari kesalahan. 

Salam Indonesia Bercerita :)

-Indonesia Bercerita Jakarta-
@IDCeritaJKT






Tidak ada komentar:

Posting Komentar